
Angin laut bertiupan ke pedalaman
Memahat pasir gurun menempa sabit
Berdarahlah jemari berdarahlah hati
Menggagas rindu menggagas pulang
Ke alamat mana dahulu aku tinggal
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar