Rabu, 23 Juli 2008

Kepada Sajak Langit


Kepada langitlah kita menadahkan tangan
Memohon kepastian dari ketiadaan yang ada
Tentang jalan pulang juga harapan dan cita-cita
Entah kanapa selalu itu yang kita rapal seolah mantra

Jauhkanlah aku darinya karena aku menghiba
Meminta kenyamanan dengan kesempurnaan paling puas
Dekatkanlah aku kepadanya karena aku hendak menjauh
Menolak kepedihan seperti berlari dari bara api

Di ketiadaan-Nya yang Ada, Tuhan meraja atas segala
Menghitung setiap zarrah dari tiap-tiap kebaikan tiap-tiap keburukan
Maka berhentilah dari tangismu seolah kau merengeki upah
Karena Tuhan tak berutang apa-apa atas doa yang kau pinta

Makassar, Jumat, 16 Mei 2008

Tidak ada komentar: