Kamis, 24 Juli 2008

Berkalang Nasib Sepenuh Waktu


Mengalirkah cintamu seperti sungai merangkai setia
Kepada muara tempat bermula, asal segala dahulu bersua
Engkau air dan akulah batu, membunuh waktu tak perlu bayu
Begitu bermula asal cerita sebening embun bermanja di daun

Kepada airlah ikan-ikan menulis kenangan
Kepada batu menanam percaya sudah lama, itu cerita
Ketika itu menjelma hidup di batu karang sekujur waktu
Dari benih mendulang wujud menyimpan terang seribu cahaya

Sucikah kita dari niat serupa nelayan
Kepada sampan menanam percaya, itu cinta
Merenda nasib menyusur sepi demi harapan meskipun sunyi
Mendayung rindu berkalang nasib sepenuh waktu tak jua jemu

Seperti sungaikah cintamu janji menari meski rindu
Ke asal segala kita bersatu, seperti muara tempat semula
Akulah batu engkaulah air tak perlu angin menderu maju
Selalu manja membasuh waktu, seindah itu asal cerita

Banda Aceh, 24 Juli 2008

Tidak ada komentar: