Jumat, 29 Agustus 2008

Pada Satu Persinggahan


Pada batas pelayaran yang kita sebut takdir
Genggam jemari kian berpadu di pelataran kisah
Jatuh terurai seperti helaian rambut pada asin gelombang
Dan biru warna mata yang menjelma delima
Tempat dahaga tertuntaskan sebelum jelaga

Aku merinduimu seperti tali-temali
Yang menjadikan layar mengembang
Pada angin yang menjadikan perahu terus melaju
Membelah nasib menjadikan karib

Kita telah saling mengerti debaran di hati
Seperti ombak pada pantai selalu merdu
Basuhlah, asinmu mengeringkan luka
Entah di dada, entah di wajah

Merapatlah padaku jika rindu terus memburu
Aku menunggu begitu merdu, dekaplah lebih erat
Sudah tak ada waktu lagi untuk kita mengukur jarak

Banda Aceh, 30 Agustus 2008

Kamis, 28 Agustus 2008

Bertukar Nafas


Cemara berderak detakan nafas
Getar kemanjaan debar-berdebar
Detak mendetak jarak yang rapat
Rambut yang getas aroma memikat
Aku terkapar hampir sekarat
Mungkin berhasrat bertukar nafas

Banda Aceh, 28 Agustus 2008

Rembulan Retak di Geladak Kapal


Bayanganmu dekat dan jelas
Di laut sepasang cermin
Rembulan retak di geladak kapal
Nasibku tertulis di kain kafan

Banda Aceh, 27 Agustus 2008

Minggu, 24 Agustus 2008

Menangis Aku Menangisi Waktu


Demi tanda dan isyarat waktu
yang Kau kirim bersama wahyu
Nasib baik tak juga bertamu, aku batu
Ke arah mana sisa pelayaran harus di tuju


Banda Aceh, 25 Agustus 2008

Setangkai Puisi di Lingkar Jemari


Adakah yang lebih indah dari puisi
yang terselipkan di lingkar jemari
Begitu tanda setia kita nyalakan
dari kedalaman hati yang sungguh-sungguh

Banda Aceh, 24 Agustus 2008

Sketsa Dua Hati


Setelah ribuan puisi tertuliskan di lembar-lembar mimpi
Pada pertautan kita yang terus mengakrabkan sunyi
Adakah yang bisa di simpan sebagai riak dan tanda senyum
Seperti mesranya warna senja kepada langit
yang menjadi tanda kepada nelayan untuk kembali

Kepada haluan dari pelayaran yang kita sebut cinta
Kau tak pernah juga mengerti bahasa kemesraan
yang tercatatkan di ujung buritan sebagai kenangan
Meski rindu susul-menyusul seperti gelombang


Banda Aceh, 23 Agustus 2008

Senin, 11 Agustus 2008

Sajak Segala Rindu


*Maulana Alfi Syahri

Menziarahimu pada makam hijau tua
Terasa umur semakin lama
Padahal aku ingin berjumpa
Membawamu ke dalam dada

Pasir di pantai butiran rindu
Tempat menampung luka dan pilu
Kau dan aku termakan batu
Terasa waktu lama berlalu

Banda Aceh, 11 Agustus 2008