
Pada pertautan kita yang terus mengakrabkan sunyi
Adakah yang bisa di simpan sebagai riak dan tanda senyum
Seperti mesranya warna senja kepada langit
yang menjadi tanda kepada nelayan untuk kembali
Kepada haluan dari pelayaran yang kita sebut cinta
Kau tak pernah juga mengerti bahasa kemesraan
yang tercatatkan di ujung buritan sebagai kenangan
Meski rindu susul-menyusul seperti gelombang
Banda Aceh, 23 Agustus 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar