Kamis, 24 Juli 2008

Hikayat Cinta Sepasang Rupa


Di situ tempat telah kita memutus kata untuk bersama
Menelusuri gelapnya jalan demi cinta yang mencari rupa
Saling menanam bahasa rindu meski terpaut jarak dan waktu
Di sisimu itu sederet cahaya mulai menyala, api asmara

Demi jiwa yang dahulu dahaga, engkau datang memutus sengsara
Padamulah seribu kembang kan kuterbangkan mewarna pelangi
Bermandikan jingga berpadu mesra, rapatkan jemari genggamlah cinta
Berjalanlah kita meniti janji yang entah kenapa kini meronta

Demi cinta yang kini menyala, aku tak takut di buru hantu
Separuh umur di sisa hidup akan ku arung merebut waktu
Meski terpaut jarak dan umur saling menanam bahasa rindu
Begitu bermula asal asal cerita hikayat cinta sepasang rupa

Banda Aceh, 25 Juli 2008

1 komentar:

Wee mengatakan...

kok aku berkaca kaca ya membaca puisi ini,.. karena bang dino begitu hebatnya menyusun kata yg membuat aku terhanyut ataukah karena aku lagi ngalami hal serupa??
dua duanya deh ya bang huehehehehe