
Jalur pelayaran adalah seluruh arah mencari jejakmu
Yang dahulu pernah menyala lingkar jemari mewarna puisi
Aku merapat, rengkuhlah sayang sebentar lagi kita melaut
La Beta inga waktu pertama katong bakudapa
Ada tawa di bibir nona, merah muda pipimu delima
Tapi cakar kuntilanak menikammu dalam mimpi
Lalu kau melempar salam sebagai airmata tanda berpisah
Aku terus berlayar padamu segala harap telah tertuju
Sampai pada nanti senja mempertemukan kita seperti kelahiranmu
Segala badai tak jera ku hadang demi namamu di dalam hati
Satu kata telah terpatri tiada yang lain sampai ku mati
Banda Aceh, 3 November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar