
Dalam kesendirian setua umur bumi
Di ketiadaan yang ada memberi tanda-tanda
Akulah nama itu hanya tersebut di dalam sepi
Pernah pun kutuju Arsy meminta pulang seperti para Nabi
Namun selalu di suruh kembali sampai nanti
Nasibku mengitari bumi tanpa ajal menepi
Jikapun itu terjadi pasti sudahlah kiamat nanti
Kulayari lautan berapi hingga sajakmu berbaris rapi
Akulah yang menyelipkan nujum ke jemarimu menjadi puisi
Mendatangimu sebagai mimpi sebagai orang gila
Menjelmalah aku sebagai pengemis semoga dapat kau duga
Di ketiadaanku yang ada aku terus merapal mantra
Juga doa-doa bagi keselamatan para pujangga
Meski bukan nabi kusayangi kalian seperti fukoha
Menarilah dengan kata-kata sampai pada nanti kita pulang bersama
Banda Aceh, 4 November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar