
Menjahit cerita dari sejarah yang pernah mengalir
Antara kita pernah ada sejumlah rupa debar gelora
Dari jemari hingga ke dahi bergelantung airmata rindu
Di teras depan pernah ada sebatang seulanga
Seperti bintang dengan bunga berwarna kuning
Ketika itu mimpi-mimpi belum terkurung
Antara kita belum menggunung debaran pilu
Sore ini kupetik lagi sekuntum seulanga
Lalu kenangan melingkar-lingkar seperti dahaga
Padamu jua sepenuh wangi pernah ada di ruang kepala
Di Kutaraja kita pernah menumpuk dada
Tetapi kini selebat hujan airmata luka aku curahkan
Di ruang mimpi, dari kenyataan dan hilang harapan
Berunggun-unggun sisa hariku tersambar petir
Luka karenamu segala harapan menjadi abu
Banda Aceh, 29 November 2008
1 komentar:
huahaha ada poto si wee narsis disini kekekeke
Posting Komentar