
Mendung menggayut ada retak di lingkar kemudi
Di dadamu topan halilintar merontokkan kain layar
Cadik dan kemudi patah melunglai, sangsai
Tiada lengan tempat menambat
Mengakrabkan rindu yang dahulu pekat
Kuraba wajahmu sebagai hujan bulan November
Terasa luka beranak pinak, dendam kesumat
Senja emas hanya tersisa warna tembaga
Sekali dua angin bicara, tentang prahara
Tajam seringaimu aroma kematian mengutuk diri
Lautan janji kini terhampar sebagai sangsi
Menikam hati pada November yang tanpa arti
Banda Aceh, 10 November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar