Setelah lusinan kata kurajut dari pinggulmu berharap ramping
Matamu masih saja terbalut nila padahal hati belumlah senja
Kita terlanjur melepas tangan melepas janji, patah hati
Berharap pinggulmu menjelma pelana setelah lama dahaga
Aku terkapar mabuk menahan retak, tangis menderas
Merapal mantra dari kata-kata yang terlanjur laknat
Bilah-bilah puisi yang bertahun kususun tak juga tulang rusuk
Kini berlayar aku pulang tanpa angin dan sapu tangan tanda mata
Hanya duka mengurungku dalam belitan kesendirian, nyeri
Pelayaran setelah ini hanya kekosongan hingga penghabisan
Jika nanti aku mati serahkan tubuhku kepada api biar jadi sepi
Banda Aceh, 23 Oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar