
Lelaki ikan
Mengeleparlah dalam kemabukan
Aku membaca birahi
Merapal doti-doti
tuhan dan hantu
Perempuan dan batu
Termabuk arus
Aku menjelma paus
Kau mabuk
Aku mabuk
Lautan berbusa
Oleh kata
Banda Aceh, 27 Oktober 2008
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar