
Seutas senyum langsung kau rentangkan seperti temali
Naik turun jalanan Ubud naik turun gemuruh di hati
Aku terpapar tikaman pertama lancip matamu, ampun
Melayari rintangan jarak hingga persis ke teluk wajahmu
Aku mengais-ngais keyakinan tentang kisah yang barangkali
Dan kau melipat bibir dalam kerinduan yang malu-malu
Seketika itu berlabuhlah cinta dalam kemesraan berbunga-bunga
Lalu seperti gelombang kau berulang-ulang menampar kesadaran
Aku bersandar memintal cinta dari jarak yang dahulu menggila
Ubud, Bali, 15 Oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar