
Dari sekian mimpi-mimpi yang terlanjur karam
Kau telah menyeretku pada pusaran masa lalu
Dari kuburan nenek moyang yang menjelma batu-batu
Satu dua nisan seolah kenangan lama
yang menyembulkan luka-luka ke permukaan
Pada pertautan kita yang semakin tak juga dimengerti
Tali layar dan tiang kemudi membelit sekujur perahu
Haluan dan buritan sama kerasnya mematahkan janji
Kita hanya menunggu waktu untuk tenggelam diam-diam
Dari sekian janji yang telah terucapkan dari hati
Kau memilih pelarian sebagai jalan tak akan kembali
Mengubur mimpi-mimpi seperti jasad di dalam peti
Meski langit mengunci diri, air mata ini tak mungkin berhenti
Banda Aceh, 17 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar