
Ini surat penghabisan kutulis dari laut
Penanda luka dari tubuh terlapuk waktu
Musim menikam, rindu meradang, aku pulang
Menyusur rindu ke telapak ibu, maafkan anakmu
Banda Aceh 24 Januari 2009
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar