
Tetapi ngilu terus menusuk membawa bisa di ekor pari
Lebamnya wajah Ternate adalah lebam di dada lelaki
Airmata terus menjala hingga membanjir ke jalanan kota
Sesat yang kau hela dengan khianat antara kita
Begitu terbaca di gerak suara, dusta kau tuang ke dalam piala
Lalu mengabur segala asa juga akad yang lama kujaga
Letihku merawat rindu adalah liur duniawi pada mulutmu
Melelehkan dendam birahimu hingga detik berpisah waktu
Dalam kemabukan mencari dunia, menari-nari di antara gulita
Tetes-tetes dosa tak mampu kuseka karena pintu kau buka dua
Ternate, 17 Juni 2009
1 komentar:
Om, Potona keren ^^
NB : tau lah Om. tak suka saya ama yang termehek-mehek gini. hehek lagih..
Posting Komentar