
Aku terus menyimpan kenangan sebagai buih di buritan
Lalu ketika kau telah pergi untuk waktu yang tak pasti
Aku terus mengurai janji menjadi mujarab sebagi obat
Demi sisa pelayaran yang menjadi kelam berwajah muram
Pada tiap-tiap malam dan haluan kapal yang sepi
Aku selalu mencari senyummu di wajah bulan
Kau sepertinya disana menggodaku, iya kan?
Dengan lirikan merah muda yang manja menyapa
Aku hambar, terdampar mengais kenangan lelah terkapar
Lalu ketika engkau entah dimana sedang apa
Aku terus membaca matamu di wajah bunga yang kau titipkan
Kemarin lusa bersama sebuah pelukan paling ku pinta
Malam merayap, aku meraba rasa seolah kita telah lama melupa
Mungkinkah ada masa bagi kita meneruskan cerita?
Banda Aceh, 24 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar