Rabu, 17 September 2008

Airmata Pantai Ulee Lheu


Lembing dengan bisa apa yang mereka tikamkan ke dadamu sebegitu tuba
Lautan berganti warna airmata berganti rupa, tumbuh sengsara
Topan dan halilintar merubuhkan senyuman di wajahmu
yang biasanya mengembang melebihi bentangan layar

Senja itu dua batang airmata melerai amuk dan kau terus menangis
Terasa masai aroma pantai dan kita yang lunglai
Seperti juga bangkai kapal yang terkapar ditelan umur

Lalu ketika malam mulai merayap dengan jubah warna hitam
Kita sudah saling membuka mata seperti cahaya pada gulita
Aku tahu kau terluka, merapatlah biar ku seka

Pegang tangan ini kita melangkah
Mari pulang dengan senyum sepenuh muka

Banda Aceh, 17 September 2008

Tidak ada komentar: