Senin, 29 Juni 2009
Senin, 22 Juni 2009
Sekali Lagi Ijinkan Aku Datang ke Pulaumu
Setelah berpisah di malam itu, aku telah hilang sayang
Namamu menjadi layang-layang terbang melayang
Lelaki pengkhayal merindukan bayang-bayang
Tentang cinta yang terlanjur hilang dalam gamang
Bahwa aku diam-diam terus memujamu diantara sepinya hati
Dengan dupa dan sesaji sejak pagi hingga senja matahari
Senyumanmu terus menyalakan dupa setanggi
Demi kenangan yang terus kusimpan matahati
Maka biarkan sekali lagi aku berkunjung ke pulaumu nanti
Mencari-cari remah kenangan barangkali tak semuanya basi
Seperti janjiku sepulang kita menonton puisi
Meniti jalanan di dalam sepi biar waktu tak hilang lagi
Ternate, 20 Juni 2009
Jumat, 19 Juni 2009
Vina Dad Mon Para Moya
Senyuman yang dulu kau sematkan di tepi Danau Tolire
Masih tersimpan di reribun daunan pala
Lalu angin pantai Sulamadaha memapah kita
Pada harum dekapan mata, masihkah ada rasa?
Malam ini ingin kuraba wajahmu pada pasi bulan Juni
Tapi jejak yang kau tinggal telah menghitam di Batu Angus
Sebagai prasasti dan tanda kenang menjadi kelam
Rindu yang tersia telah melahar di dada Gamalama
Segera setelah ini hanya asin laut yang menjadikannya mati
Selamat jalan kekasih hati, vina dad mon para moya
Ternate, 18 Juni 2009
* Bahasa Daerah Sula Kepulauan
* vina dad mon para moya= Perempuan bukan engkau saja
Karena Pintu Kau Buka Dua
Mestinya hujan sore ini mampu membilas segala luka
Tetapi ngilu terus menusuk membawa bisa di ekor pari
Lebamnya wajah Ternate adalah lebam di dada lelaki
Airmata terus menjala hingga membanjir ke jalanan kota
Sesat yang kau hela dengan khianat antara kita
Begitu terbaca di gerak suara, dusta kau tuang ke dalam piala
Lalu mengabur segala asa juga akad yang lama kujaga
Letihku merawat rindu adalah liur duniawi pada mulutmu
Melelehkan dendam birahimu hingga detik berpisah waktu
Dalam kemabukan mencari dunia, menari-nari di antara gulita
Tetes-tetes dosa tak mampu kuseka karena pintu kau buka dua
Ternate, 17 Juni 2009
Tetapi ngilu terus menusuk membawa bisa di ekor pari
Lebamnya wajah Ternate adalah lebam di dada lelaki
Airmata terus menjala hingga membanjir ke jalanan kota
Sesat yang kau hela dengan khianat antara kita
Begitu terbaca di gerak suara, dusta kau tuang ke dalam piala
Lalu mengabur segala asa juga akad yang lama kujaga
Letihku merawat rindu adalah liur duniawi pada mulutmu
Melelehkan dendam birahimu hingga detik berpisah waktu
Dalam kemabukan mencari dunia, menari-nari di antara gulita
Tetes-tetes dosa tak mampu kuseka karena pintu kau buka dua
Ternate, 17 Juni 2009
Senin, 08 Juni 2009
Ternate Malam Hari dan Lelaki yang Sendiri
Ada bulan di bingkai jendela
Tersipu malu memandang bumi
Tersipu malu memandang bumi
Sayup suara gala dan dentang tifa
Meniupkan lagu masa dahulu
Nanar hatiku mendekap rindu
Pada kekasih di ujung waktu
Ternate yang sunyi di malam hari
Menikam lelaki dalam sendiri, ah nyeri
Ternate, 6 Juni 2009
*Gala=alat musik tiup seperti seruling
Sabtu, 06 Juni 2009
Semakin Gagu Menghidu Asin
Kepada malamlah salam kegelapan hendak dikirimkan
Sebagai tanda akan berpisah tanpa pelukan dan tanda mata
Lelaki yang lama meninggalkan pantai semakin gagu menghidu asin
Lalu alamat menjadi kelabu lantaran bahu terus merapuh
Kepada malamlah bintang-bintang melumatkan takdir
Tentang rindu yang lama tersingkir
Lalu awan menggunting cahaya ke dalam gelap bayangan malam
Tanpa matahati tiada harapan mengakrabkan jemari
Berlayar sendiri sama saja mengaramkan mimpi
Laju perahu tak lagi berarti entah kemana dan tak kembali
Ternate, 5 Juni 2009
Sebagai tanda akan berpisah tanpa pelukan dan tanda mata
Lelaki yang lama meninggalkan pantai semakin gagu menghidu asin
Lalu alamat menjadi kelabu lantaran bahu terus merapuh
Kepada malamlah bintang-bintang melumatkan takdir
Tentang rindu yang lama tersingkir
Lalu awan menggunting cahaya ke dalam gelap bayangan malam
Tanpa matahati tiada harapan mengakrabkan jemari
Berlayar sendiri sama saja mengaramkan mimpi
Laju perahu tak lagi berarti entah kemana dan tak kembali
Ternate, 5 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)