
Sebaris doa
Linang air mata
Aku menghampa
Memujamu sepenuh nyawa
Ternate, 26 Juni 2009
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
Sayup suara gala dan dentang tifa
Meniupkan lagu masa dahulu
Nanar hatiku mendekap rindu
Pada kekasih di ujung waktu
Ternate yang sunyi di malam hari
Menikam lelaki dalam sendiri, ah nyeri
Ternate, 6 Juni 2009
*Gala=alat musik tiup seperti seruling
|