Bahkan ketika hari terluput dieja
Engkau masih saja mendua muka
Lalu aku terkurung duka mengurut dada
Melarungkan luka seturut airmata
Banda Aceh, 5 April 2009
Minggu, 05 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar