
Tak perlu lagi banyak bicara tentang dahaga
Singkap saja penutup dada yang tak seberapa
Lalu kita menenggelamkan diri ke dalam magma
Meminang gemuruh dari detakan ke ruas paha
Banda Aceh, 14 April 2009
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar