
Sisa kenangan dan kuburan anak senja di Aceh merinai duri, ah nyeri
Terkapar aku memamah nisan meminta pulang tersandung awan
Gerimis di hati seturut ombak beronak-duri ini senja begitu sendiri
Banda Aceh, 8 April 2009
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar