
Cuma nona yang ada di dada
Hanya satu yang beta minta
Jangan sampai ada airmata
Seng bisa lupa nona pung muka
Deng rasa cinta di dalam dada
Cuma nona yang beta cinta
Polo beta katong bacinta
Banda Aceh, 31 Maret 2009
Pantailah tempat pasir mengubur kenangan tanda kembali, janji. Dermaga yang hilang, laut yang cekat, kemana nasib menderas. Kitalah perantau, selalu bimbang pada harapan dan jalan pulang. Menghitung-hitung musim sesaji sambil mengutuki sang matahari. Ke dasar payau ke ujung bakau, nasib baik tak sudi memanggil. Jejak sunyi seorang lelaki yang berjalan di atas laut, menuju maut.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar