Selasa, 09 Desember 2008

Menjadi Sunyi

Seperti musim yang terus meruntuhkan hujan tanpa bosan
Cinta yang ternoda selalu renta mengirimkan airmata
Kesetiaan tergulung nyeri karena awan memenuhi hari
Janji-janji tak tergenapi hati kita saling mengunci
Lautan sunyi para nelayan memutus mimpi, camar sendiri

Seperti musim yang terus menangis dengan wajah meringis
Harapan bersama telah hanyut terbawa arus mungkin pupus
Hendak menggapai, galah di perahu tak cukup panjang untuk diraih
Lalu dua hati saling melempar caki-maki menyuburkan dengki
Lautan sepi, batu-batu menjadi mati mengingkar janji, sunyi

Seperti musim yang terus melahirkan kelabu tanpa ragu
Desember yang gagu membuat kita saling terpaku lalu tergugu
Arah haluan terasa buram sama gelapnya berlayar malam
Penanda arah terlanjur padam lantaran hati remuk-redam
Kau menuju karang aku terhantam taufan, sama juga karam

Berharap siang awan gelap tak bosan menghadang, nasib malang
Lelaki ikan atau perempuan karam sampai kapan melarung sayang
Mencuri perawan sama saja mendulang awan, bayang-bayang
Janji-janji menjadi pasi menanti mati sebentar lagi, bisa pari
Peluit terakhir menuntut janji, kita kembali menjadi sunyi

Banda Aceh, 7 Desember 2008

Tidak ada komentar: