
Bulan merangkak dari kaki timur langit
Di tepian krueng Aceh dan malam yang pasi
Kubaca gerak bibirmu terasa retak
Sekaleng bir dalam kemasan palsu
Merapatkan hangatmu yang dahulu ada
Sendiri begini luka-luka kian menganga
Menambah derita di dalam dada
Ke arah mana mencari muara
Tiada alamat tempat bersua
Rindu membara engkaupun tiada
Sebatang kara memanggul sengsara
Menyandarkan duka kepada siapa
Aku merana menahan siksa, menunggu binasa
Banda Aceh, 11 Februari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar