Senin, 09 Februari 2009

Keroncong Laut Sunyi

Seperti rintihan irama keroncong yang menyayat hati

Engkaupun telah pergi setelah malam penuh airmata

Demi mimpimu yang terus berlari di atas awan

Bentang pelangi bukanlah tangga untuk kembali

Kecuali rinai yang menggayut di penghujung dua mata


Aku lelaki tak mampu lagi merajut layar menjadi layang-layang

Mengejarmu hanya bayang-bayang, tak mungkin sampai aku ke awan

Tapi namamu telah tertulis di badan kapal, sebagai teman merajut malam

Hingga jika karam, kenangan tentangmu kubawa pulang menjadi karang


Suara-suara hati seperti para mardijkers melagukan mimpi

Dari balik palka sepi melahirkan shymponi, senandung hati

Lalu kata tak lagi berbunyi selain deretan abjad yang mati

Dan segalanya menjadi sepi, seperti keroncong meneruskan sunyi


Banda Aceh, 10 Februari 2009



*Mardijkers=Sebutan untuk budak yang sudah di merdekakan Portugis



Tidak ada komentar: