Minggu, 18 Oktober 2015
Rabu, 08 Juli 2009
Lelaki Laut Dari Ujung Halmahera

Akulah lelaki Halmahera
Ketika lahir dibilang canga
Tekadku batu meraja bagai hantu
Merampas harta dari tangan tentara Belanda
Akulah lelaki laut
Raja di laut sang bajak laut
Berlayar aku tiada bertitah
Kecuali niat menusuk penjajah
Akulah canga
Lelaki laut dari ujung Halmahera
Tiada bertahta tak butuh cinta
Seluruh harap hanya laut tempat menghamba
Ternate, 8 Juli 2009
Senin, 29 Juni 2009
Senin, 22 Juni 2009
Sekali Lagi Ijinkan Aku Datang ke Pulaumu

Setelah berpisah di malam itu, aku telah hilang sayang
Namamu menjadi layang-layang terbang melayang
Lelaki pengkhayal merindukan bayang-bayang
Tentang cinta yang terlanjur hilang dalam gamang
Bahwa aku diam-diam terus memujamu diantara sepinya hati
Dengan dupa dan sesaji sejak pagi hingga senja matahari
Senyumanmu terus menyalakan dupa setanggi
Demi kenangan yang terus kusimpan matahati
Maka biarkan sekali lagi aku berkunjung ke pulaumu nanti
Mencari-cari remah kenangan barangkali tak semuanya basi
Seperti janjiku sepulang kita menonton puisi
Meniti jalanan di dalam sepi biar waktu tak hilang lagi
Ternate, 20 Juni 2009
Jumat, 19 Juni 2009
Vina Dad Mon Para Moya

Senyuman yang dulu kau sematkan di tepi Danau Tolire
Masih tersimpan di reribun daunan pala
Lalu angin pantai Sulamadaha memapah kita
Pada harum dekapan mata, masihkah ada rasa?
Malam ini ingin kuraba wajahmu pada pasi bulan Juni
Tapi jejak yang kau tinggal telah menghitam di Batu Angus
Sebagai prasasti dan tanda kenang menjadi kelam
Rindu yang tersia telah melahar di dada Gamalama
Segera setelah ini hanya asin laut yang menjadikannya mati
Selamat jalan kekasih hati, vina dad mon para moya
Ternate, 18 Juni 2009
* Bahasa Daerah Sula Kepulauan
* vina dad mon para moya= Perempuan bukan engkau saja
Karena Pintu Kau Buka Dua

Tetapi ngilu terus menusuk membawa bisa di ekor pari
Lebamnya wajah Ternate adalah lebam di dada lelaki
Airmata terus menjala hingga membanjir ke jalanan kota
Sesat yang kau hela dengan khianat antara kita
Begitu terbaca di gerak suara, dusta kau tuang ke dalam piala
Lalu mengabur segala asa juga akad yang lama kujaga
Letihku merawat rindu adalah liur duniawi pada mulutmu
Melelehkan dendam birahimu hingga detik berpisah waktu
Dalam kemabukan mencari dunia, menari-nari di antara gulita
Tetes-tetes dosa tak mampu kuseka karena pintu kau buka dua
Ternate, 17 Juni 2009
Langganan:
Postingan (Atom)